Sabtu, 23 April 2011

proposal struktur modal

PROPOSAL

Analisa Struktur Modal Optimal PT Indofood Tbk

A. Latar Belakang Masalah

Dalam masa pembangunan saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sector industri maupun jasa semakin kuat. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi produk makanan olahan paling bermutu dan produk pelengkap lain. PT Indofood Sukses Makmur merupakan pemimpin (Leader) di bidang industry tersebut, karena sebagian besar segmen usaha yang dijalankan dapat menguasai pangsa pasar di Indonesia. (/jiunkpe/s1/eakt/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-32402063-10310-indofood-chapter1.pdf) Tujuan utama terbentuknya perusahaan adalah mencari keuntungan serta kesinambungan usaha. Untuk mencapai keuntungan yang diharapkan, perusahaan memerlukan dana untuk keperluan operasi dan investasi. Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan dalam memenuhi dana tersebut antara lain biaya modal resiko yang mungkin dihadapi apabila dana tersebut ditarik dari hutang jangka panjang atau menerbitkan saham biasa. (http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/11/jiptummpp-gdl-s1-2004-niniksupri-550-Pendahul-n.pdf)

Pada umumnya perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri untuk modal permanen, sedangkan modal asing yaitu modal yang berasal dari kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan. (shafi’I dan Akbar,2010:70).

Pada aspek struktur modal, berdasarkan agency cost model, perusahaan yang memiliki struktur modal lebih banyak melibatkan modal asing (dari kreditur), maka akan lebih intensif pula pengawasan yang dilakukan oleh kreditur terhadap manajemen. Relevansi struktur modal dalam pembahasan agency problems disebabkan karena agency problems tidak hanya timbul antara manajer dengan pihak pemegang saham melainkan juga bisa timbul antara pihak pemegang saham dengan pihak kreditor, walaupun tidak sekuat dalam hal perhatian yang diberikan oleh para ahli dan peneliti di bidang manajemen keuangan.(bambang sugeng,2009:40)

Kebijakan mengenai struktur modal merupakan keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi financial perusahaan.(bayu prima, 2007) Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Dengan demikian, dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal tersebut ada suatu permasalahan yang sering timbul, (1) seberapa besar modal pinjaman yang harus digunakan oleh perusahaan. (2) tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan jasa seperti PT Indofood Tbk yang go public di Bursa Efek Surabaya. (3) perusahaan menggunakan modal dari hutang maka ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sangat besar, sedangkan apabila menggunakan sumber modal dari mengeluarkan sumber baru, maka akan membutuhkan biaya yang sangat mahal. (Novie Dyta Hayuningtyas, 2010:3)

Untuk menentukan struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital. Dengan perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham baru, cost of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan weighted average cost of capital. Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang adalah rendah. Karena biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan ROE. (Ninik Suprihati,2003)

Jika keadaan ini terus bertahan, dan tidak segera di benahi maka akan membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan tingginya tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka akan menyebabkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut juga akan semakin tinggi, sehingga akan membuat menurunya nilai perusahaan di mata para investor. (Riyanto,2001: 28)

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bagaimana pengaruh factor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, maka akan membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana pemenuhan dana yang harus dilakukan oleh perusahaan didalam industry tersebut untuk menghasilkan struktur modal yang optimal. Dengan adanya struktur modal yang optimal maka perusahaan tersebut dinilai mampu untuk menciptakan pertimbangan antara penggunaan hutang dan modal sendiri. (Novie Dyta Hayuningtyas, 2010:7)

Besar kecilnya struktur modal dipengaruhi oleh hutang dan modal sendiri, sedangkan kecilnya struktur modal suatu perusahaan cenderung lebih memilih menggunakan modal sendiri untuk pemenuhan kebutuhan dana ketimbang menggunakan hutang. (Wenny Aditya P, 2010:5) perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih (Profitable) akan mempunyai struktur modal yang rendah dari pada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan (Less Profitable), karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan Retained Earning, dan perusahaan yang memiliki ukuran (Firm Size) yang besar lebih banyak menggunakan hutang dari pada perusahaan kecil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut diatas maka dapat di rumuskan permasalahannya adalah :

1. Bagaimana struktur modal pada perusahaan food terutama pada PT Indofood Tbk ?

2. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food yang sudah Go Publik di Bursa Efek Surabaya?

3. Bagaimana pengaruh struktur modal optimal pada PT Indofood Tbk ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan yang akan dicapai untuk penelitian yang berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah :

1. Untuk menganalisa struktur modal perusahaan food terutama pada PT Indofood Tbk.

2. Untuk menganalisa hubungan struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya.

3. Untuk menganalisa pengaruh struktur modal optimal pada PT Indofood Tbk.

D. Manfaat Penelitian

1. Dengan adanya struktur modal yang optimal diharapkan perusahaan food terutama PT Indofood Tbk dapat mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian agar bisa memaksimumkan harga saham.

2. Dengan adanya hubungan struktur modal terhadap tingkat pengembalian modal dan laba pada perusahaan food, di harapkan perusahaan dapat lebih maju dan bisa mengoptimalkan pertimbangan antara pemilik modal dan modal sendiri.

3. Dengan adanya pengaruh struktur modal optimal di harapkan PT Indofood Tbk bisa meningkatkan nilai perusahaan.

E. Peta Konsep

Core consept : “Struktur Modal Optimal “

Support consept : “PT Indofood Tbk”

1. Definisi Struktur Modal

2. Factor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

3. PT Indofood Tbk

4. Jenis-jenis teori yang digunakan dalam Struktur Modal

5. Komponen Struktur Modal

6. Kebijakan Struktur Modal

Gambar.1 : Peta Konsep dalam bentuk gambar




F. Kajian Teori

· Penelitian Terdahulu

Hubungan pertumbuhan perusahaan dengan Struktur Modal telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya. Smitts dan Watts (1992) menyatakan bahwa potensi pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan yang di buat oleh perusahaan (seperti kebijakan pendanaan, deviden, dan kompensasi). Smitts dan Watts menemukan adanya bukti bahwa pada perusahaan yang berpotensi untuk tumbuh mempunyai rasio debt to equity yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak tumbuh.

Temuan Smitts dan Watts tersebut telah ditindak lanjuti oleh Gaver dan Gaver (1993), Kallapur dan Trombley (1999), hasil study mereka menunjukan hasil yang mendukung studinya Smitts dan Watts sebelumnya. Penelitian di Indonesia di antaranya telah dilakukan oleh Sami, dkk.(1999). Subekti (2001). Risanti (2004).(sriwardani :2006)

· Definisi Struktur Modal

Setiap perusahaan dalam operasinya akan menghadapi masalah pengalokasian dana dan pemenuhan kebutuhan dana. Besarnya dana yang diperlukan tergantung besar kecilnya usaha yang dilakukan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan sangat penting bagi kelangsungan operasi perusahaan.(http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-32402163-11850-saham-chapter2_1_high.jpg)

Pada dasarnya tugas manajer keuangan perusahaan adalah berusaha mencari keseimbangan finansial neraca yang dibutuhkan serta mencari susunan kualitatif neraca tersebut dengan sebaik-baiknya.(Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen; 2009)

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).

Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.

Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.(Suwandi, Struktur Modal; 2009)

Menurut (Riyanto, 1984, p.4). Wasis (1981) menyatakan bahwa struktur modal harus dapat dibedakan dengan struktur keuangan. Struktur keuangan menyatakan dengan cara bagaimana harta perusahaan dibiayai.

Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005).

Struktur modal dapat diartikan sebagai paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan (Keown et al., 2000).

Sedangkan menurut Awat (1999) struktur modal adalah proporsi antara utang jangka panjang dan modal sendiri.

Alwi (1989. P. 422) menyatakan bahwa struktur modal ditentukan oleh perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan.

Menurut Henderson. Trenepohl, dan Wert (1984. P. 434) adalah capital structure is defined as the composition of a firm long-term financing represented by long-term debt, preferred stock and common stock. When current liabilities are included the total generally is called financial structure.

Weston dan Copeland (1992) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.

Menurut Lawrence, Gitman (2000, p.488), definisi struktur modal adalah sebagai berikut: ”Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by the firm”. Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Ada dua macam tipe modal menurut Lawrence, Gitman (2000) yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Tetapi dalam kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang.

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p. 324) hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang, yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu satun. Sedangkan modal sendiri (equity capital) adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan.

Kesimpulan mengenai pengertian struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri.

· Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Secara teoritis Struktur Modal yang Optimum dapat dijelaskan baik dengan pertimbangan antara manfaat pajak dan biaya kebangkrutan atau dengan perimbangan antara biaya keagenan dan ekuitas. Factor lain yang dapat mempengaruhi pilihan hutang ekuitas adalah perubahan dalam komposis hutang jangka panjang dan ekuitas yang dapat ditafsirkan sebagai tanda oleh pihak luar di pasaran. (Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 2, No. 1, September 2006).

Di lain pihak Weston dan Brigham (1994, p. 174) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap Struktur Modal adalah sebagai berikut:

1. Stabilitas Penjualan

Jika penjualan relative stabil, perusahaan dapat secara aman menggunakan hutang lebih tinggi dan berani menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2. Struktur Aktiva

Apabila aktiva perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit perusahaan tersebut cenderung menggunakn banyak hutang.

3. Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat, akan membutuhkan dana dari sumber ekstrem yang lebih besar.

4. Profitabilitas

Penelitian menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relative kecil. Laba di tahan yang tinggi dipandang cukup memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

5. Posisi pajak

Setiap perusahaan mengharapkan pajak yang serendah mungkin. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperkecil pajak yang dikenkan pada perusahaannya adalah dengan memperbesar nilai hutang jangka panjang perusahaan yang bersangkutan. Karena hutang jangka panjang merupkan bagian dari Struktur Modal perusahaan, maka dapat dikatakan posisi pajak (Tax Position) juga turut mempegaruhi keputusan pembentukan Sttruktur Modal pada suatu perusahaan.

6. Pengawasan

Pengaruh akibat penerbitan surat-surat hutang versus saham terhadap posisi pengendalian manajemen bisa mempengaruhi Struktur Modal.

7. Sikap Manajemen

Beberapa manajer yang ada dalam perusahaan lebih agresif, yaitu lebih cenderung memilih menggunakan hutang dalam menaikan profit perusahaan tersebut sehingga rasio hutang perusahaan lebih besar dari rasio modal sendirinya, sehingga rasio modal sendiri lebih besar dari rasio hutang jangka panjang perusahaan tersebut.

8. Kondisi pasar modal

Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan, karena itu dalam menjual sekuritas, perusahaan harus menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut.

9. Kondisi internal perusahaan

Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih memilih pembelanjaan dengan hutang dari pada mengeluarkan saham.

· PT Indofood. Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi produk makanan olahan paling bermutu dan produk pelengkap lain. PT Indofood Sukses Makmur telah go public di PT Bursa Efek Surabaya. Sejarah PT Idofood Tbk :

ü 1990 - Incorporated seperti PT Panganjaya Intikusuma.

ü 1994 - Berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

- Initial Public Offering dari 763 juta lembar saham di Rp1, 000 nilai nominal per saham, listing di Bursa Efek Indonesia.

ü 1995 - Didapatkan penggilingan tepung Bogasari

ü 1996 - Melakukan sebuah stock split 1:2.

ü 1997 - Acquired 80% ekuitas saham di perkebunan, agribisnis dan

Perusahaan distribusi.
- Dilakukan sebuah rights issue 1:5 dengan tambahan saham

total 305.2 juta saham.

ü 2007 - Terdaftar di Agribisnis Group di Bursa Efek Singapura dan

ditempatkan saham baru.

ü 2008 - Berpartisipasi dalam penerbitan baru PT Laju Perdana

Indah saham dan memegang 60% kepemilikan.

Selama tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR filosofi:

o Membangun Human Capital

o Mempertahankan Kohesi Sosial

o Memperkuat Nilai Ekonomi

o Mendorong Good Governance

o Melindungi Lingkungan

Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus. Perseroan percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.

· Jenis-jenis teori yang digunakan dalam Struktur Modal

1. MM-Theory

Pada tahun 1958, Modigliani dan Miller mengemukakan teori Struktur Modal yang kemudian dikenal dengan nama “MM-Theory”. Teori ini mempunyai asumsi sebagai berikut :

ü Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis sama dimana resiko bisnis tersebut diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga dan pajak (SEBIT).

ü Investor mempunyai harapan yang sama atau homogen terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa mendatang.

ü Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna (perfect capital market).

2. Agency Theory

Teori ini di kemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowichz, 1998, p. 482) “ manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen”.

Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberi insentif dan pengawasan yang memadai. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya Agensi. Biaya agensi menurut Horne dan Wachowichz (1998, p. 482) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.

Menurut Horne dan Wachowichz (1998, et al), salah satu pendapat dalam teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul merupakan tanggungan pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diinsentif dalam penerbitan obligasi.

3. Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (1999,36) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negative yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

4. Asymmetric Information Theory

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston (1999,et al) adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Ketidaksamaan informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Husnan,1996). Dengan demikian, pihak manajemen tentu akan berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu mahal).

Sedangkan menurut Quith and Mullis (hal 77-96, tahun 1983) Teori ini menerangkan bahwa di dalam pasar selalu ditemukan informasi yang tidak sama bagi pihak-pihak yang berbeda, sehingga di katakan informasi yang di dapat tidak sempurna.

5. Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun (1961, sedangkan nama Pecking Order Theory diberikan oleh Myers (1984) (Husnan, 1996, p. 324). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa :

ü Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan)

ü Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berarakteriktis opsi (seperti obligasi konversi), dan apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.

Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari saham perusahaan lebih disukai dari pada modal sendiri yang berasal dari luar perisahaan.

Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada hutang sendiri karena dua alasan, pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama (Husnan,1996). Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagi kabar buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan para modal. (http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-32402163-11850-saham chapter2_1_high.jpg)

· Komponen Struktur Modal

ü Hutang Jangka Panjang

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan manajemen sehingga memilih untuk menggunakan hutang menurut Sundjaja at. al (2003) adalah sebagai berikut:

Ø Biaya hutang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba besar, jumlah bunga yang dibayarkan besarnya tetap.

Ø Hasil yang diharapkan lebih rendah daripada saham biasa

Ø Tidak ada perubahan pengendalian atas perusahaan bila pembiayaan memakai hutang.

Ø Pembayaran bunga merupakan beban biaya yang dapat mengurangi pajak

Ø Fleksibilitas dalam struktur keuangan dapat dicapai dengan memasukkan peraturan penebusan dalam perjanjian obligasi.

ü Modal Sendiri

Menurut Wasis (1981), dalam struktur modal konservatif, susunan modal menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri.

Menurut Sundjaja at al. (2003, p.324), modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan.

Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo. Ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:

Ø Modal saham preferen

Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.

Ø Modal saham biasa

Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang-kadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.

· Kebijakan Struktur Modal

Kebijakan Struktur Modal pada dasarnya di bangun dari hubungan antara keputusan dalam pemilihan sumber dana (financing decision) dengan jenis investasi yang harus dipilih oleh perusahaan (investmen decision) agar sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham yang tercermin dari nilai perusahaan atau nilai pasar dari harga saham perusahaan.

Sumber dana dapat berasal dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen, dan saham biasa.

Kombinasi pemilihan struktur modal yang optimal merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan struktur modal tersebut akan mempengaruhi tiga tingkat biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Apabila suatu perusahaan bermaksud untuk melakukan kombinasi atas struktur modal yang ada maka tingkat biaya modal dari struktur modal tersebut dihitung dengan menggunakan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang. Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang merupakan kombinasi dari tingkat biaya hutang dan tingkat biaya ekuitas, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut, (Sundjaya dan Barlian, 2002).

bm rt = (Pro hip X bh sp ) + (Pro sp X b sp ) + (Pro sb X b ld atau b sbb )

Pro hjp + Pro SP + Pro sb = 1

Dimana :

bm rt : biaya modal rata-rata tertimbang

bh sp : biaya hutang jangka panjang sesudah pajak

b sp : biaya saham preferen

b ld : biaya laba ditahan

Prohjp : proporsi hutang jangka panjang dalam struktur modal

Pro SP : proporsi saham preferen dalam struktur modal

Pro sb : proporsi modal saham biasa dalam struktur modal

Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang hanya dapat dicapai apabila perusahaan telah menentukan struktur modalnya yang optimal. Struktur modal yang optimal suatu perusahaan harus berada pada keseimbangan antara resiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001 : 5-6).

G. Kerangka Berfikir

Gambar 2

Kerangka Berfikir






Rounded Rectangle: PT Indofood Tbk
Rounded Rectangle: Meningkatkan nilai perusahaan





DAFTAR PUSTAKA

(//jiunkpe/s1/eakt/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-32402063-10310-indofood-chapter1.pdf)

(http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/11/jiptummpp-gdl-s1-2004-niniksupri-550-Pendahul-n.pdf)

(http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-32402163-11850-saham chapter2_1_high.jpg

Dyta Hayuningtyas, Novie, Pengaruh Kepemilikan Managerial, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan food and beverage yang Go Publik, FE/EM, Jawa Timur, 2008

Aditya P, Wenny, Analisis Struktur Modal pada Perusahaan food and beverage yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, FE/EA, Jawa Timur, 2010

Suprihati, Ninik, Analisis Cost of Capital untuk Menentukan Struktur Modal yang Optimal pada PT Indofood Sukses Makmur, JIPTUMM, 2003

Riyanto, Bambang, (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan, Yogyakarta: BPFE.

Sugeng, Bambang, Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Inisiasi Deviden di Indonesia, FE Universitas Negeri Malang, 2009